Produksi Timah Indonesia Tahun Ini Capai 75.000 Ton

Produksi timah Indonesia tahun ini diperkirakan akan mencapai 75.000 ton. Jumlah itu naik 7,75% dibandingkan realisasi produksi timah Indonesia pada tahun 2017 yang sebesar 69.600 ton.

Dengan peningkatan produksi tersebut, Indonesia diharapkan bisa menjadi produsen timah terbesar dunia. Sebab menurut Direktur Operasi dan Produksi PT Timah Tbk Alwin Albar, saat ini Indonesia adalah produsen timah kedua terbesar dunia. Dengan total produksi sepanjang 2017 mencapai 69.600 ton, maka Indonesia berkontribusi sekitar 25% dari produksi timah global.

Dengan produksi yang besar, maka penolakan ekspor timah dari Indonesia dari tahun 2012 hingga 2014, menurut Alwin, sangat sensitif dan berpengaruh pada fluktuasi harga timah dunia. Ekspor timah Indonesia dimulai lagi tahun 2016-2017. ”Produksi timah Indonesia pada 2018 diperkirakan mencapai 75.000 ton,” ujar Alwin dalam rilis yang diterima KONTAN, Senin (30/4).

Alwin mengatakan hal itu usai acara Konferensi Timah Internasional ke-21 (International TIN Conference) yang berlangsung di Budapest, Hungaria pada 23-25 April 2018.  International Tin Conference kali ini diikuti kurang lebih 200 peserta dari berbagai negara dan perusahaan penghasil timah juga pengguna produk Timah.

Dalam kesempatan itu, Alwin juga memaparkan tentang inovasi teknologi penambangan yang saat ini diandalkan PT Timah untuk mengembangkan volume produksi. Teknologi tersebut diklaim berbasis ramah lingkungan namun efisien secara cost produksi.

Dengan inovasi ini, lanjut Alwin, perusahaan optimistis meningkatkan volume produksi.  ’’Bor Hole Mining ini berproduksi dengan prinsip dasar melakukan ore getting, yakni mengeluarkan bijih timah dari dalam tanah dengan tidak membuka lapisan atas. Dampak positif yang dihasilkan adalah areal tambang menjadi kecil dengan luasan kurang lebih 5 meter persegi dan pasca penambangan lapisan tanah hanya menurun kurang lebih 5 cm,” jelas Alwin

Alwin mengatakan, teknologi Bor Hole Mining (BHM) akan membuat PT Timah Tbk memiliki daya saing dan keberpihakan terhadap lingkungan. ’’Kami optimistis bahwa inovasi adalah keharusan untuk menyesuaikan diri untuk menghadapi tantangan bisnis,” kata Alwin.

 

 

Reporter & editor : Uji Agung Santosa
Sumber Berita & Foto : www.kontan.co.id – 02 Mei 2018

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *